Welcome To My Blog

Jumat, 17 Agustus 2012

My Wish For Indonesia- Happy Birthday Indonesia :D


Salam.......^^ syukur alhamdulillah,,,finally i can meet my lovely blog again ,at this time..cause i`ve been lost my account at several days ago... :( thanks Ya Alloh,engkau masih memberiku kesempatan untuk merawat blog ini.. :)
       Sekarang hari apa anak-anak????!! :D |sekarang adalah hari Jum`at|yaap betul...@@ tapi kurang tepat|sekarang adalah Hari Kemerdekaan Republik Indonesia......^^|tepaat sekaliiii.....|
Yapp,,,sekarang adalah hari spesial bagi kita selaku masyarakat Indonesia.67 tahun sudah kita menggenggam dan mempertahankan kemerdekaan sejati ini atas amanat para pendiri bangsa terdahulu.Indonesia merdeka ppada 17 Agustus 1945,,,sungguh saat itu momen ini adalah momen paling bersejarah,momen paling istimewa,momen paling sakral,n the big event ever yang menjadi tonggak lepasnya bangsa kita dari cengkraman imperialisme.Yaah Indonesia sudah merdeka.Memang euforia HUT RI selalu menghiasi seluruh pelosok di negeri ini tiap tahunnya,Yahh alhamdulillah,,meski di tahun ini HUT RI yg ke 67 juga bertepatan dengan 29 Ramadhan,,pelaksanaan upacara bendera dalam memperingati Kemerdekaan Indonesia masih tetap ada,,,(tapi sayang sekali di skolahku nggak ada :o karena???,,,ceritanya panjang...nggk usah dicritain,,wkwk) hmmm meskipun aku nggk bisa menikmati rasanya upacara peringatan HUT RI yang ke 67 di saat bulan puasa ini,,aku masih punya cara lain untuk menjadikan hari ini hari spesial...wkwkwk...apa ituu??/ adaa deehh :p.

Sooooo,,,,,,  <3 HAPPY BIRTHDAY INDONESIA <3,,,, semoga di usia yang ke 67 ini menjadikan negeri ini semakin baik,,,,,semoga kasus-kasus GJ di negeri ini segera teratasi  seiring bertambahnya usiamu....semoga orang-orang di negeri ini dimerdekakan hatinya oleh Alloh SWT,,,,,smoga di usiamu kini Indonesia dapat melahirkan orang-orang yang dapat menjadi tongkat-tongkat tegak yang bisa membantu tumbuh tegaknyya negara ini yang berkemungkinan untuk rapuh.... smoga tikus-tikus di indonesia segera dibasmi tanpa meninggalkan kembangbiaknya ,,,,semoga indonesia menjadi negeri yang selalu berkecukupan,,terutama dalam hal sandang,,,dengan kayanya indonesia akan sandang,,maka aku berharap para remaja,perawan,,ibu-ibu,,tante-tante pokoknya kaum wanita yang tengah diombang-ambing oleh jaman edan yang begaya kebarat-baratan setidaknya dapat lebih banyak mendpatkan sandang yang lebih layak pakai dan layak lihat,,,wkwk,,,karena wanita merupakan cermin berdiri kokohnya suatu negara....,,.smoga ledakan elpiji yang memakan banyak korban di bali dan sekitarnya tak ada lagi,,,,,wkwkw,,,,,,,,aku berharap indonesia kan selalu menjadi tetangga yang baik bagi negara-negara lainnya....aku berharap Indonesia tak lagi menjadi negara yang berkembang,,mmm kapaan ya indonesia jai negara maju????.....mmmm aku ingin Indonesia berada di kawasan Eropa, Amerika,,ato Jepang,agar bisa sedikit merasakan turunnya butiran halus salju wwalau semalam saja,,,dalam mimpi pula...wkwkwkwk,,, Aku berharap indonesia dapat lolos ke Piala Dunia 2014..heheh :D......pokonya WYATB laahhhh Indonesiaaaaaa........ :D Amiiiiiiiiiinnnn.......

おたんじょうび おめでとう ごっざいます インドネッシア :)

Let`s Try to  :: Do The Best,,,,Be The best,,,,,,Give The Best for Indonesia,our nation ...... Merdeekaaaaaa,,,,,, ^^!!!!!!!!!!!



Salammm Kemerdekaannn......... :)






   
READ MORE - My Wish For Indonesia- Happy Birthday Indonesia :D

Rabu, 08 Agustus 2012

Cara Membuat Api Tanpa Menggunakan Korek Api

Dalam survival di tengah rimba belantara, seringkali kita membutuhkan api untuk menghangatkan badan atau juga untuk memasak perbekalan makanan yang kita bawa. Dan kendala yang sering terjadi adalah korek api kita basah sehingga tidak bisa di gunakan atau mungkin juga lupa tidak membawa korek api.

Berikut ini sedikit tip atau cara membuat api tanpa menggunakan korek api, tetapi hanya dengan menggunakan kaleng softdrink dan sebatang cokelat. Bahan: Kaleng softdrink, sebatang cokelat, rumput dan ranting kering serta cahaya Matahari.
Langkah 1
Siapkan kaleng dan sebatang cokelat. Kemudian gosok-gosokkan cokelat pada bagian alas kaleng. Setelah merata bersihkan dengan tisu. Ulangi langkah tersebut sampai alas kaleng lumayan mengkilap.

Langkah 2

Setelah itu kita cek kaleng tersebut hingga cukup mengkilap, paling tidak bisa untuk memantulkan sinar.

Langkah 3

Kemudian siapkan rerumputan dan ranting kering. Bisa juga sabut kelapa untuk menjadi umpan apinya.

Langkah 4

Setelah siap, atur sudut pemantulan sehingga terdapat titik cahaya pada rerumputan yang kita siapkan tersebut. Setelah sudutnya dapat, tahan hingga rerumputan tersebut terbakar.
READ MORE - Cara Membuat Api Tanpa Menggunakan Korek Api

Senin, 06 Agustus 2012

Falsafah Lima Jari

Sahabat, ada falsafah tentang lima jari kita…

1.. Ada si gendut jempol yang selalu berkata baik dan menyanjung.
2.. Ada telunjuk yang suka menunjuk dan memerintah.
3.. Ada si jangkung jari tengah yang sombong dan suka menghasut jari telunjuk.
4.. Ada jari manis yang selalu menjadi teladan, baik, dan sabar sehingga diberi hadiah cincin.
5.. Dan ada kelingking yang lemah dan penurut serta pemaaf (ingatkah anda waktu kecil kalau kita berbaikan dengan musuh kita pasti saling sentuh jari kelingking?).
Dengan perbedaan positif dan negatif yang dimiliki masing-masing jari, mereka bersatu untuk mencapai tujuan (menulis, memegang, menolong anggota tubuh yg lain, melakukan pekerjaan, dll).
Sahabat, Pernahkah kita bayangkan bila tangan kita hanya terdiri dari jempol semua?
Falsafah ini sederhana namun sangat berarti. Kita diciptakan dengan segala perbedaan yang kita miliki dengan tujuan untuk bersatu, saling menyayangi,saling menolong, saling membantu, saling mengisi, bukan untuk saling menuduh, menunjuk, merusak, dan bahkan membunuh. Sudahkah kasih sayang anda hari ini bertambah? Semoga bermanfaat.
Terimakasih telah membaca… Salam MOTIVASI…!
READ MORE - Falsafah Lima Jari

Kisah Wortel, Telur, dan Kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.
Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.
Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.
Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.
Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.
“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”
“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”
“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”
“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”
“Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri” 


sumber:   .: dudung :.
READ MORE - Kisah Wortel, Telur, dan Kopi

Jumat, 03 Agustus 2012

10 Kiat Menjadi Pendengar Yang Baik

10 Kiat Menjadi Pendengar Yang BaikKadang banyak mendengar bisa memberi jauh lebih banyak manfaat bagi diri kita dibandingkan banyak berbicara.
Telinga saja diciptakan dua, lebih banyak dibandingkan mulut yang hanya diciptakan satu. Bermakna kita seharusnya memang lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.
Namun tidak semua orang mau menjadi seorang pendengar.
Dan tidak semua para pendengar bisa menjadi pendengar yang baik.
Baerikut 10 tips menjadi pendengar yang baik :
1. Pusatkan perhatian Anda pada orang yang sedang berbicara dan dengarkan apa yang dia katakan. Jangan biarkan pikiran Anda melayang ketempat lain. Hanya dengan cara seperti itu Anda bisa belajar menjadi pendengar yg baik.
2. Pandanglah mata lawan bicara Anda dengan wajar. Ini memberikan kesaan bahwa Aanda memperhatikan apa yg diucapkannnya dengan sungguh-sungguh.
3. Berikan respon yang bersahabat. Respon kecil yang mungkin tampak sepele bisa membuat dia merasa dihargai. Sekali-kali Anda bisa mengangguk , menggelengkan kepala, tersenyum, tertawa atau memberiokan komentar2 pendek seperti Oh, ya? , hebat !, luar biasa! dsb.
4. Berikanlah kesempatan lawan bicara Anda untuk menyelesaikan apa yg ingin diutarakannya. Hindari kebiasaan memotong pembicaraan orang lain . Selain tidak sopan, kebiasaan itu bisa membuat dia merasa kesal dan tersinggung.
5. Bila Anda merasa bosan atau tidak berminat dengan topik pembicaraannya, alihkan dengan perlahan-lahan. Jangan sesekali mengubah topik pembicaraan secara mendadak seperti pengemudi yang belok tanpa menyalakan lampu righting terlebih dahulu.
6. Buatlah lawan bicara Anda bergairah untuk terus berbicara . Bila Anda berhasil memancing gairah orang yang semula kurang antusias, maka Anda telah berhasil merebut hatinya. Namun dalam hal ini ada kekecualian bila lawan bicara Anda adalah type orang yg suka memonopoli pembicaraan. orang yg seperti itu biasanya akan selalu bergairah untuk terus berbicara meskipun Anda sudah tampak terkantuk-kantuk.
7. Kendalikan diri Anda untuk tidak tergoda ingin mengalahkan lawan bicara Anda. Anda bisa memadamkan gairah orang lain hanya dengan menunjukkan bahwa Anda lebih oke daripada dia.Biarkan dia merasa bangga dengan prestasi atau pengalamnnya meskipun Anda punya prestasi atau pengalaman yg lebih hebat darinya.
8. Dalam kasus2 khusus, belajarlah untuk meringkas apa yang diuraikan oleh teman Anda sebelum Anda memberikan komentar atau nasehat. Bersikaplah seperti seorang dokter yg mendiagnosa dulu penyakit pasiennya dgn teliti sebelum menyimpulkan apa penyakitnya dan memberi resep obat. Bayangkan bila ada orang yang menceramahi Anda panjang lebar , padahal tidak ada hubungannya dengan apa yg Anda ungkapkan.
9. Belajarlah peka terhadap motif orang lain. Mungkin dia sedang mencurahkan isi hatinya tanpa keinginan untuk dinasehati, apalagi disalahkan. Jadi Anda cukup berperan sebagai pendengar saja . Mungkin dia sedang menceritakan pengalaman agar Anda memujinya. Pujilah denga spontan dan tulus. Mungkin juga dia sedang mengajak Anda masuk dalam komunikasi yang lebih akrab dan terbuka. Kalau Anda mau, mulailah melakukan komunikasi dua arah.
10. Belajarlah mendengar dengan tulus. Semua kiat tersebut diatas tidak akan membuat Anda menjadi pendengar yg baik bila Anda tidak melakukannnya dgn tulus. Anda tidak akan menjadi pendengar yg baik bila Anda terbiasa berpura2 menjadi pendengar yg baik


source: http://www.emotivasi.com/category/tips/
READ MORE - 10 Kiat Menjadi Pendengar Yang Baik

Jadilah Pelita

jadilah pelita

Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya. Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita.
Orang buta itu terbahak berkata: “Buat apa saya bawa pelita? Kan sama saja buat saya! Saya bisa pulang kok.”
Dengan lembut sahabatnya menjawab, “Ini agar orang lain bisa melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu.”
Akhirnya orang buta itu setuju untuk membawa pelita tersebut. Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta.
Dalam kagetnya, ia mengomel, “Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan buat orang buta dong!”
Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu.
Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta.
Kali ini si buta bertambah marah, “Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat!”
Pejalan itu menukas, “Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam!”
Si buta tertegun..
Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, “Oh, maaf, sayalah yang ‘buta’, saya tidak melihat bahwa Anda adalah orang buta.”
Si buta tersipu menjawab, “Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas kata-kata kasar saya.”
Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali pelita yang dibawa si buta. Mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.
Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang buta kita.
Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan santun, “Maaf, apakah pelita saya padam?”
Penabraknya menjawab, “Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama.”
Senyap sejenak.
secara berbarengan mereka bertanya, “Apakah Anda orang buta?”
Secara serempak pun mereka menjawab, “Iya.,” sembari meledak dalam tawa.
Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita mereka yang berjatuhan sehabis bertabrakan.
Pada waktu itu juga, seseorang lewat. Dalam keremangan malam, nyaris saja ia menubruk kedua orang yang sedang mencari-cari pelita tersebut. Ia pun berlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta.
Timbul pikiran dalam benak orang ini, “Rasanya saya perlu membawa pelita juga, jadi saya bisa melihat jalan dengan lebih baik, orang lain juga bisa ikut melihat jalan mereka.”
Pelita melambangkan terang kebijaksanaan. Membawa pelita berarti menjalankan kebijaksanaan dalam hidup. Pelita, sama halnya dengan kebijaksanaan, melindungi kita dan pihak lain dari berbagai aral rintangan (tabrakan!).
Si buta pertama mewakili mereka yang terselubungi kegelapan batin, keangkuhan, kebebalan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang lain, tidak sadar bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk ke arah dirinya sendiri. Dalam perjalanan “pulang”, ia belajar menjadi bijak melalui peristiwa demi peristiwa yang dialaminya. Ia menjadi lebih rendah hati karena menyadari kebutaannya dan dengan adanya belas kasih dari pihak lain. Ia juga belajar menjadi pemaaf.
Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurang kesadaran, yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk “membuta” walaupun mereka bisa melihat.
Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita, yang sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja. Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang mau jadi buta, sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu.
Orang buta kedua mewakili mereka yang sama-sama gelap batin dengan kita. Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisa melihat pelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulah pentingnya untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin bijaksana.
Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan pentingnya memiliki pelita kebijaksanaan.
Sudahkah kita sulut pelita dalam diri kita masing-masing? Jika sudah, apakah nyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam? JADILAH PELITA, bagi diri kita sendiri dan sekitar kita.
Sebuah pepatah berusia 25 abad mengatakan: Sejuta pelita dapat dinyalakan dari sebuah pelita, dan nyala pelita pertama tidak akan meredup. Pelita kebijaksanaan pun, tak kan pernah habis terbagi.
Bila mata tanpa penghalang, hasilnya adalah penglihatan. Jika telinga tanpa penghalang, hasilnya adalah pendengaran. Hidung yang tanpa penghalang membuahkan penciuman. Fikiran yang tanpa penghalang hasilnya adalah kebijaksanaan.
READ MORE - Jadilah Pelita

Buah Kejujuran

Pada suatu hari ada seorang penebang kayu yang sedang menebangi cabang sebuah pohon yang melintang di atas sungai. Tiba-tiba kapaknya terjatuh ke sungai itu. Ketika ia mulai menangis, Raja menampakkan diri dan bertanya, “Mengapa kamu menangis?” Si penebang kayu menjawab bahwa kapaknya telah terjatuh ke dalam sungai.
Segera Raja masuk ke dalam air dan muncul dengan sebuah kapak emas.
“Inikah kapakmu?” Raja bertanya.
“Bukan,” si penebang kayu menjawab.
Raja masuk kembali ke air dan muncul dengan kapak perak. “Inikah kapakmu?” Raja bertanya lagi.
“Bukan,” si penebang kayu menjawab.
Sekali lagi Raja masuk ke air dan muncul dengan kapak besi. “Inikah kapakmu?” Raja bertanya.
“Ya!” jawab si penebang kayu.
Raja sangat senang dengan kejujurannya dan memberikan ketiga kapak itu kepadanya. Si penebang kayu pulang ke rumahnya dengan hati bahagia.
Beberapa waktu kemudian, si penebang kayu berjalan-jalan di sepanjang sungai dengan istrinya. Tiba-tiba sang istri terjatuh ke dalam sungai. Ketika ia mulai menangis, Raja menampakkan diri dan bertanya, “Mengapa kamu menangis?”

kumpulan cerita motivasi kehidupan,motivasi diri,motivasi dalam kerja,motivasi islami,motivasi anak,motivasi berprestasi,motivasi inspirasi,motivasi disiplin,motivasi bisnis,tips motivasi,kata kata motivasi,puisi motivasi,sosok motivasiSi penebang kayu menjawab bahwa istrinya telah terjatuh ke dalam sungai. Segera Raja masuk ke dalam air dan muncul dengan Cleopatra. “Inikah istrimu?” Raja bertanya.
“Ya!” si penebang kayu menjawab, cepat.
Mendengar itu, Raja menjadi sangat marah. “Kamu berbuat curang! Aku akan mengutukmu!” tegur Raja.
Si penebang kayu segera menjawab, “Maafkan saya, ya Raja. Ini hanya kesalahpahaman belaka. Kalau saya berkata ‘Bukan’ pada Clopatra, Engkau pasti akan muncul kembali dengan Ratu Interniti. Kalau saya juga berkata ‘Bukan’ kepadanya, pada akhirnya Engkau pasti akan muncul dengan istri saya, dan saya akan berkata ‘Ya’. Kemudian Engkau pasti akan memberikan ketiganya kepada saya.
“Raja, saya adalah orang miskin. Saya tidak akan mampu menghidupi mereka bertiga. Itu sebabnya saya menjawab ‘Ya’.”
Hmm… Kejujuran, kapan pun memang selalu membawa kisah manis.
READ MORE - Buah Kejujuran

Bekerjalah dengan Cinta

kumpulan cerita motivasi kehidupan,motivasi diri,motivasi dalam kerja,motivasi islami,motivasi anak,motivasi berprestasi,motivasi inspirasi,motivasi disiplin,motivasi bisnis,tips motivasi,kata kata motivasi,puisi motivasi,sosok motivasiWanita paruh baya itu berperawakan pendek dan sedikit gemuk. Beberapa helai uban turut menghiasi mahkota kepalanya yang diikat dengan penjepit rambut. Namun raut wajah bulat telur itu seakan tak pernah sekalipun terlihat cemberut. Ia selalu tampak riang, sehingga menyembunyikan parasnya yang jelas telah digurati keriput.

Wanita itu memang tidak terlalu rentan, tetapi kekuatan dan kegesitan di masa mudanya niscaya telah direnggut usia. Karenanya, percayakah bahkan dari dirinya pun akan ada sebuah pelajaran tentang makna cinta?

* * *

Selalu…

Sabtu adalah hari yang ditunggu. Hari di mana nafas bisa dihela dengan panjang, dan sejenak mengistirahatkan raga dari rentetan kesibukan yang melelahkan. Saatnya pula untuk menikmati kebersamaan dengan seisi anggota keluarga. Sehingga, berbelanja di sebuah supermarket dekat rumah pun menjadi hiburan yang tak kalah meluahkan kebahagiaan.

Namun sepertinya tidak bagi wanita itu. Bagaikan tak mengenal hari libur, nyaris setiap waktu sosoknya selalu kutemui di sekitar kokusai kouryuu kaikan serta kampus.


Layaknya hari kerja, dikemasnya sampah-sampah yang berserakan serta dipisahkan antara yang terbakar dan tidak. Lantas ditaruhnya pada plastik yang berbeda warna. Sebentar kemudian diambilnya kain untuk mengelap kursi dan meja. Tak lupa, dengan vacuum cleaner dibersihkannya juga permukaan lantai. Setelah selesai ia segera beranjak ke toilet, lalu dengan mengenakan sarung tangan plastik dibersihkannya bekas kotoran manusia tersebut tanpa raut muka jijik.

Ia seperti tak peduli rasa lelah atau letih, walaupun terlihat pakaian seragam cleaning service biru mudanya telah basah bersimbah keringat. Tak juga kepenatan menyurutkan keramahannya untuk bertegur sapa dengan siapa saja saat bertemu muka.

Wanita itu entah siapa namanya. Hanya dengan panggilan obachan ia biasa disapa. Saat bersua denganku, juga selalu disempatkannya bertanya kabar. Bahkan ia pernah bercerita panjang lebar tentang anak-anak serta cucunya karena sering melihatku berjalan-jalan dengan keluarga. Beberapa kali pula saat usai kerja kulihat ia sedang berbelanja, masih lengkap dengan seragam biru mudanya. Lantas ditaruh barang-barang tersebut dikeranjang, dan perlahan dikayuhnya pedal sepeda tua untuk beranjak pulang.

Entahlah, rasanya tak ada perasaan iri dihatinya saat di hari libur ia ternyata harus bekerja, sementara aku justru berleha-leha. Ia bahkan tetap saja semangat bekerja dengan penuh suka cita. Begitu pula dengan obachan dan ojichan lain yang pernah kutemui, mereka selalu asyik menikmati pekerjaannya. Mencabut rumput liar di pekarangan kampus ketika musim panas, menyapu jalanan dari daun yang berserakan pada musim gugur, bahkan dengan bersusah payah turut menyerok tumpukan bongkahan salju di musim dingin.

Terlihat betapa bergairahnya mereka ketika memang waktunya harus bekerja. Gairah dalam bentuk kesungguhan dalam menekuni apapun jenis pekerjaan, yang mungkin tak dipandang orang walau dengan sebelah mata. Karenanya, tak terdengar ngalor-ngidul obrolan hingga jam istirahat tiba untuk sejenak melepaskan lapar dan dahaga. Berselang satu jam kemudian, mereka akan kembali sibuk menekuni pekerjaannya. Senantiasa egitu, dari waktu ke waktu.

Rutinitas mereka mungkin tidaklah istimewa. Bekerja demi memperoleh sedikit nafkah atau sekedar menghabiskan waktu luang, tentu lebih baik dari bermalas-malasan di rumah. Terlebih-lebih itu adalah pekerjaan kasar, bukan kerja kantoran yang menyenangkan dengan penyejuk atau pemanas ruangan.

Lalu mengapa mereka selalu saja bekerja seolah tak pupus oleh lelah? Bahkan bekerja bagaikan sebuah energi yang tak kunjung padam, mengalir dalam pembuluh darah serta menggerakkan jiwa dan raganya.

Sekejap akupun tepekur, kemudian mahsyuk merenung…

Dan kulihat ada gairah membara yang berpendar dari balik kerut-merut kelopak mata tua itu. Seolah sinar matanya menyiratkan pesan agar bekerjalah dengan cinta. Karena bila engkau tiada sanggup, maka tinggalkanlah. Kemudian ambil tempat di depan gapura candi untuk meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan suka cita. (Kahlil Gibran). Wallahu a’lamu bish-shawaab.
-Abu Aufa-

Catatan:
- Kokusai kouryuu kaikan: International House
- Obachan: wanita berumur, setengah tua
- Ojichan: pria berumur, setengah tua



sumber: http://kumpulanceritamotivasi.blogspot.com/2009/08/bekerjalah-dengan-cinta.html
READ MORE - Bekerjalah dengan Cinta

Random Post

 

Every Story Can Be A History | Designed by www.rindastemplates.com | Layout by Digi Scrap Kits | Author by Your Name :)