Welcome To My Blog

Senin, 24 Februari 2014

Terselip Doa di Balik Sebuah Jargon


          Jargon jargon jargon….Berapa banyak jargon yang  telah aku dengar  selama ini? cukup banyak…Mulai dari jargon yang simple, ribet, terlalu panjang, sedikit GJ, pas banget, sampai ke jargon yang berfilosofi pun telah kudengar dan otomatis telah kuucapkan. Apalagi setelah melewati masa-masa ospek yang sukses membuatku untuk menulis lebih tepatnya membuat catatan kecil  tentang jargon-jargon itu. Bukan sebagai pengingat kemudian dihafal lalu diucapkan di keesokan harinya dalam acara  yang  masih sama (re:ospek) karna menghafal jargon tidak se-rempong menghafalkan……….……….(isi sendiri :D) namun lebih karena memang aku berniat  mengumpulkan jargon-jargon itu dengan mencatatnya sebagai oleh-oleh di  masa ospek, ya.. lebih tepatnya kenangan wkwk. Mulai dari yang awalnya hanya menirukan jargon sampai dengan menciptakan jargon. Itulah salah satu dari banyak hal yang terkenang selama ospek dan berbagai acara sejenisnya. Mengarsipkan jargon -__-
Di antara banyak jargon yang pernah aku dengar, tak banyak juga yang benar-benar aku ingat persis bagaimana nadanya dan seperti apa gerakannya. Karna sering aku menganggapnya hanya sebagai angin lalu hehehe. Namun ada salah satu jargon yang  hingga saat ini paling membekas di ingatanku. Sedikit nostalgia dengan masa SMA. Teringat  tiap kali sebelum memulai pelajaran Bahasa Inggris, selain mengucapkan salam, Mam Arofah selalu menyapa kami dengan gaya yang khas..boleh dibilang semacam jargon lah. Ketika beliau bertanya “How are you getting on today?!?” dengan lantang kami menjawab “We are great…even better…and absolutely amazing..!!” J Begitulah jawaban yang telah diajarkan beliau kepada kami sebagai muridnya. Aku sangat menyukai jargon ini. Begitupun teman-teman lainnya (I think).  Karna untuk menyuarakan jargon tersebut bukan dengan nada sembarang nada, ada nada khas dan penekanan pada kata tertentu. Lebih menariknya lagi ada gerakan-gerakan tangan yang mengiringi jargon itu. Gerakannya sederhana tapi penuh makna. Entah.. selalu terasa  atmosfer yang tidak biasa usai melantangkan kalimat  tersebut. Ya….itulah suntikan semangat sebelum dimulainya KBM. Tentunya bukan hanya sebatas kalimat sapaan untuk menanyakan kabar, bukan hanya sekedar kalimat yang memicu semangat belajar, namun ibarat “mantra” yang mengandung sebuah doa dan keyakinan pada diri ini sebagai seorang pelajar, sebagai manusia, sebagai makhluk Tuhan yang memang pada hakikatnya dianjurkan untuk menjadi pribadi yang selalu berusaha lebih baik. We are great = Kami hebat….even better= bahkan lebih baik…and absolutely amazing= dan memang luar biasa. Bukan jawaban yang menunjukkan kesombongan tapi itu adalah keyakinan bahwa di hari ini kami adalah orang hebat yang lebih baik daripada hari kemarin,luar biasa. Amiin. Bukankah ucapan adalah sebuah do`a? Kalimat-kalimat yang baik akan memberikan energy positif dalam diri kami. Energi-energi positif akan mendorong kami untuk melakukan usaha..berusaha menjadi baik dan selalu lebih baik, bahkan terbaik. Tapi yang terbaik bukanlah yang paling sempurna. Karna kesempurnaan bukan milik manusia, kesempurnaan hanyalah ada pada Allah yang Maha Mencipta.
Jika ada yang bertanya “How are you getting on today?”  jangan lagi hanya menjawab “I`m fine,thanks” melainkan jika ditanyaHow are you getting on today?”, jawablah “We are great…even better…and absolutely amazing..!!”  ya ternyata di balik jargon tersebut terselip sebuah doa. Doa kebaikan yang harus diimbangi dengan usaha. Hari ini aku harus lebih baik dari hari kemaren,dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Dan satu lagi perlu dicatet , memang benar bahwa sesungguhnya “AKU ADALAH APA YANG AKU PIKIRKAN.  :) , dan "ANDA ADALAH APA YANG ANDA PIKIRKAN"   . so..keep positive thinking about our self... ^^

READ MORE - Terselip Doa di Balik Sebuah Jargon

Menulis Bukan Hanya Melahirkan Wacana

           Banyak alasan yang mendasari kita untuk dianjurkan menulis. Yang pertama, dengan membiasakan menulis kita akan menghasilkan sebuah catatan sebagai recorder hasil pemikiran kita yang seringkali terbesit begitu saja, sekalipun itu semua terkadang belum jelas lanjutannya. Nah sebelum ide-ide/rencana/rancangan yang lain bermunculan dan menenggelamkan ide-ide/rencana/rancangan sebelumnya alangkah baiknya kalau kita menulisnya. Maklum manusia tempatnya khilaf dan tempatnya “lupa”. Jadi menulis dapat membantu kita dalam mengarsipkan ide-ide untuk disatukan,dipertimbangkan,lalu direalisasikan deh. Selanjutnya, kegiatan menulis otomatis akan melahirkan sebuah tulisan yang kemudian jika dibaca oleh pembaca akan menjadikannya sebuah wacana yang bermanfaat. Ibarat kata menyampaikan informasi yang merupakan ilmu melalui tulisan kita. Jadi boleh dibilang menulis itu kegiatan yang mulia. Bahkan dengan adanya tulisan-tulisan tertentu juga menjadikannya sebuah inspirasi dan motivasi untuk orang lain. Menulis juga bisa dijadikan sebagai ajang untuk mengekspresikan diri. Yang terkadang dengan menulis lalu menghasilkan sebuah karya juga akan mendatangkan rezeki. Menulis juga menghadirkan rasa tersendiri bagi penulis, mereka akan merasa senang dan bangga jika tulisannya dipublikasikan dan dihargai. Nikmatnya menulis itu bila memang sudah menjadi hobi. Seninya menulis itu dari pesan/isi yang mampu tersampaikan melalui gaya bahasa yang berkarakter. Jadi menulis itu bukan hanya sekedar melahirkan sebuah wacana namun juga akan melahirkan generasi-generasi kritis tidak apatis, generasi jurnalis, dan generasi yang puitis namun tetap kritis. 

          Menulis bisa dianggap sebuah proses lanjutan setelah membaca. Kalau boleh saya bilang penulis itu lebih beruntung dari pembaca. Karena Seorang penulis sudah pasti mengalami fase “membaca” dalam membuat tulisannya. Namun pembaca pada umumnya hanya mengambil informasi/ilmu yang disajikan oleh penulis. Nah alangkah baiknya apabila manusia dalam membuka jendela dunia bukan hanya sekedar ‘Iqro’, Iqro’ dan Iqro’’ melainkan diteruskan dengan proses menulislah. Sulit memang, tapi mari kita coba membiasakan diri untuk menulis. Menulislah mulai dari hal yang sederhana, apapun itu tulislah. Karena setiap kisah di hari ini bisa menjadi sebuah sejarah di  masa mendatang. Apa yang kita tulis di hari ini sesederhanapun itu akan menjadi kenangan yang berharga di hari nanti. Sedikit apapun ilmu yang kita tulis di hari ini akan bermanfaat esok nanti. Saya pernah mendapat petuah dari guru saya, ‘Yen pengen ninggalno manfaat, ilmu iku kudu ditulis ora cukup mung  diomong’. Salah satu cara meninggalkan manfaat untuk orang lain yaitu tinggalkan ilmu itu lewat tulisan jangan hanya lewat lisan.  Karena jika telah tiba saatnya kita meninggalkan dunia, InsyaAllah tulisan-tulisan itu akan jadi warisan yang bermanfaat bagi orang lain. Melalui tulisan kita akan dikenal, melalui tulisan juga kita akan dikenang.
READ MORE - Menulis Bukan Hanya Melahirkan Wacana

Random Post

 

Every Story Can Be A History | Designed by www.rindastemplates.com | Layout by Digi Scrap Kits | Author by Your Name :)